12 Jan Designed For Dignity oleh Richard L. Pratt Jr. (Dirancang Bagi Kemuliaan)
oleh Jimmy Cahyadi
- Informasi Buku
Buku ini ditulis oleh Dr. Richard L. Pratt, Jr. Beliau adalah seorang Profesor Perjanjian Lama di Reformed Theological Seminary di Orlando, Amerika Serikat. Beliau dikenal sebagai pengajar yang berbakat dan penulis dari beberapa buku seperti Pray with Your Eyes Open, Every Thought Captive (Menaklukkan Segala Pikiran kepada Kristus), He Gave Us Stories (Dia Berikan Kisah-Nya bagi Kita).
Buku Designed for Dignity ini diterbitkan pertama kali di Amerika Serikat pada tahun 1953. Buku ini adalah edisi kedua, yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan diterbitkan oleh penerbit Momentum. Buku ini diterbitkan Momentum pada tahun 2002. Buku yang terdiri dari 235 halaman ini menjawab tentang apa artinya menjadi manusia : Siapakah manusia? Mengapa manusia ada? Apa tujuan Allah menciptakan manusia? Apa yang kemudian terjadi dengan manusia sehingga manusia memiliki begitu banyak masalah dalam hidupnya? Apa yang Allah kerjakan untuk memberikan solusi bagi masalah manusia?
- Pemaparan Isi Buku
Buku ini terbagi menjadi 10 bab / bagian. Tema utama buku ini adalah membahas tentang
seputar manusia seperti yang telah disebutkan di atas. Penulis membahas tema ini dengan menggunakan dasar-dasar dari Alkitab dan berdasarkan latar belakang ilmu yang digelutinya yaitu di bidang teologi Perjanjian Lama. Dengan latar belakang ilmu-nya ini, penulis menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar manusia ini dengan menelusuri sejarah penciptaan manusia mulai dari kitab Kejadian.
Dari kisah-kisah Perjanjian Lama ini penulis menyampaikan adanya tindakan dan usaha Allah yang progresif untuk memulihkan manusia kembali menjadi gambar rupa Allah seperti yang dikehendaki-Nya. Penulis memakai kisah-kisah dalam Perjanjian Lama secara kronologis mulai dari kisah penciptaan Adam dan Hawa dan kejatuhan-nya (bab 1-3), kisah Nuh (bab 4), kisah Abraham (bab 5), kisah Musa dan Yosua (bab 6), kisah Daud (bab 7) dan akhirnya kisah Yesus Kristus (bab 8-10) untuk menyampaikan usaha Allah yang progresif tersebut. Kemudian Dr. Richard menjadikan kisah-kisah tersebut sebagai pelajaran manusia masa kini yang juga telah jatuh dalam dosa agar bisa kembali dipulihkan dan berfungsi sebagai gambar dan rupa Allah.
Di bab 1 penulis menjelaskan tentang asal mula penciptaan manusia dan tujuan manusia diciptakan. Manusia diciptakan sebagai gambar dan rupa Allah untuk menjadi sarana utama yang melaluinya kerajaan Allah akan dinyatakan di atas bumi. Hal ini memang sudah menjadi rencana Allah sebelum manusia jatuh ke dalam dosa. Bahkan sejak kejatuhan manusia, hal ini lebih diperlukan, karena sejak kejatuhan manusia keadaan bumi menjadi lebih buruk. “Dunia telah jatuh ke dalam suatu keadaan yang rusak dan menjadi arena pemberontakan terhadap Raja alam semesta”, demikian kata Dr. Richard Pratt.
Di bab 2 Dr. Richard Pratt menggali lebih dalam tentang Adam dan Hawa di Taman Eden. Setelah menciptakan manusia sebagai gambar dan rupa Allah, maka kini Allah memberikan tugas yang luar biasa indahnya kepada mereka. Tugas itu adalah agar Adam dan Hawa memenuhi bumi ini dengan gambar-gambar Allah lainnya (melipatgandakan gambar dan rupa Allah) dan untuk berkuasa atas ciptaanNya sebagai wakil Allah. Kedua tugas ini adalah suatu kehormatan dan kemuliaan yang diberikan Allah kepada manusia sebagai gambar dan rupa-Nya. Dr. Richard kemudian menjelaskan apa maksud dari melipatgandakan gambar dan rupa Allah ini dan juga apa maksudnya berkuasa.
Di bab 3 Dr. Richard menjelaskan tentang Adam dan Hawa yang percaya pada tipu muslihat iblis bahwa mereka tidak begitu dihargai Allah. Iblis melakukan muslihatnya dengan berfokus menyerang kebanggaan manusia. Iblis pertama-tama merampas kebanggan mereka yang sah dan kemudian membuat mereka menentang Allah. Muslihat ini berhasil dan membuat mereka merasa tidak puas dengan keadaan mereka. Mereka kemudian melanggar perintah Allah dengan memakan buah dari pohon yang dilarang Tuhan untuk dimakan. Hal ini membuat mereka jatuh dalam dosa dan tenggelam dalam kehancuran. Kejatuhan Adam dan Hawa membawa pengaruh kepada anak cucu-nya. Seluruh umat manusia menjadi rusak total. Dosa telah begitu mempengaruhi setiap dimensi karakter manusia. Dengan demikian seluruh manusia berada di bawah penghakiman Allah.
Namun Allah tidak tinggal diam membiarkan seluruh umat manusia binasa. Di dalam kedaulatan-Nya Dia merancangkan suatu rencana penyelamatan manusia sehingga setiap orang yang percaya kepada-Nya bisa kembali mengalami pemulihan gambar dan rupa-Nya.
Hal inilah yang dibahas penulis selanjutnya dalam bab 4. Bahwa kerusakan yang total tersebut membuat keadaan dunia sangat mengkhawatirkan dan begitu penuh dengan dosa. Allah akhirnya bertindak memusnahkan manusia yang sudah begitu dikuasai dosa melalui air bah dan memberikan kasih karunia kepada satu keluarga untuk memulai kembali semuanya. Keluarga itu adalah keluarga Nuh. Allah kembali memerintahkan Nuh dan keluarga-nya untuk beranak cucu melipatgandakan gambar dan rupa-Nya di dunia dan menguasai dunia. Penulis mengingatkan bahwa kita saat ini sebagai keturunan Nuh juga harus tetap melakukan tanggung jawab kita ini untuk melayani sebagai gambar dan rupa-Nya di dunia ini.
Usaha Allah untuk memulihkan manusia untuk menjadi gambar dan rupa-Nya ini berlanjut dengan pemilihan Abraham dan keluarga-nya (bab 5). Di dalam kisah hidup Abraham, Dr. Richard menunjukkan 3 hal yang diperlukan Abraham untuk mendapatkan pemenuhan janji Allah yaitu untuk percaya pada kuasa Allah, untuk menunggu dengan sabar, dan untuk tetap bertekun di dalam kesetiaan. Dr. Richard mengatakan tiga hal ini juga yang diperlukan oleh manusia masa kini dalam proses pemulihan-nya menjadi gambar dan rupa Allah seperti yang dikehendaki Allah.
Di bab 6, Dr. Richard menjadikan kisah Musa yang memimpin bangsa Israel keluar dari perbudakan dan kisah Yosua memimpin bangsa Israel dalam peperangan merebut tanah perjanjian, sebagai pelajaran bagi manusia masa kini untuk siap menghadapi peperangan yang serupa, dalam proses pemulihan diri-nya sebagai gambar dan rupa Allah. Yosua bisa menang dalam menaklukkan tanah perjanjian karena adanya tiga hal : berpegang pada rencana/tujuan Allah dalam hidup-nya, bersandar pada tuntunan Allah yang dapat dipercaya lewat firman-Nya, dan kehadiran Allah yang intim. Demikian ketiga hal ini yang diperlukan oleh manusia masa kini untuk terus berproses dalam pemulihan diri-nya menjadi gambar dan rupa Allah yang utuh.
Di bab 7, Dr. Richard menyampaikan perlunya bersyukur atas berkat-berkat Allah yang telah kita terima sebagai bagian dari proses perjalanan pemulihan kita sebagai gambar dan rupa Allah yang utuh. Dr. Richard menyampaikan pengajaran ini melalui kisah hidup Daud yang : menyadari bahwa Allah sedang bekerja dalam hidup-nya, menyadari betapa sebenarnya dia tidak berarti, dan menyadari berkat-berkat-Nya yang sangat berarti dalam hidup-nya. Hal yang sama harus dilakukan manusia masa kini dalam proses perjalanan-nya menuju pemulihan diri-nya sebagai gambar dan rupa Allah yang utuh. Dengan bersyukur kita akan dikuatkan dalam proses perjalanan kita menuju kemuliaan.
Di dalam bab 8 Dr. Richard menyampaikan bahwa berkat-berkat yang telah diberikan Allah dalam Perjanjian Lama adalah berkat yang telah menolong manusia dalam banyak hal. Namun, menurut Dr. Richard, kekayaan Perjanjian Lama tidak dapat menyediakan semua yang manusia perlukan. Hal ini disebabkan ada dua efek dari berkat-berkat Allah di dalam Perjanjian Lama. Di dalam bab ini Dr. Richard memberikan contoh berkat Perjanjian Lama dalam bentuk Hukum Musa. Dr. Richard menyimpulkan melalui Hukum Musa manusia semakin mengerti apa yang disebut baik, tetapi semakin manusia mengerti yang baik, pada saat yang sama manusia menemukan diri-nya tergoda untuk berjalan ke arah yang berbeda. Dengan demikian berkat dalam Perjanjian Lama tidak dapat menyediakan semua yang kita perlukan untuk dipulihkan sepenuhnya sebagai gambar dan rupa Allah.
Di dalam bab 9, Dr. Richard menyampaikan bahwa pemulihan yang utuh terhadap gambar dan rupa Allah akhirnya tergantung pada upaya satu orang yang kepada-Nya manusia harus menyandarkan segala harapan. Pribadi tersebut adalah Yesus Kristus. Yesus Kristus adalah langkah terakhir manusia menuju kemuliaan yang sepenuhnya. Bagaimana bisa demikian? Hal ini menurut Dr. Richard karena kedatangan Kristus yang pertama dan kedua membentuk langkah terakhir dan penting dalam pemulihan manusia. Sebagai Adam terakhir, Kristus membalik efek dosa Adam. Seperti Nuh, Ia membawa penghakiman dan sebuah dunia yang baru. Yesus mewarisi dan mendistribusikan janji-janji yang diberikan kepada Abraham. Seperti Musa mempersiapkan Israel untuk masuk ke dalam peperangan, Yesus meraih kemenangan bagi umat Allah. Seperti Daud, Kristus membawa berkat-berkat Kerajaan Allah kepada manusia.
Di dalam bab terakhir, Dr. Richard menyampaikan bahwa perjalanan manusia menuju kemuliaan masih akan terus berlanjut sampai Kristus datang kedua kali. Karena itu, manusia yang percaya kepada-Nya perlu siap untuk menderita dan selalu mengandalkan penghiburan dari Tuhan sendiri agar bisa bertahan melalui penderitaan-penderitaan ini. Penghiburan dari Tuhan ada tiga : Tuhan membuka mata manusia yang percaya agar dapat melihat masa depan yang mulia, Tuhan memberikan kita Roh-Nya, Ia menjamin rencana-rencana-Nya yang baik untuk manusia yang percaya pasti terlaksana.
- Evaluasi
Penulis memaparkan pembahasan-nya dengan sistematis tentang tema manusia. Penulis juga menggunakan latar belakang ilmu-nya di bidang teologi Perjanjian Lama untuk membahas tema tentang manusia ini. Sistematika penulis dan penggunaan ilmu-nya dalam menyampaikan pemikiran terlihat dari penulis yang memakai kisah-kisah dalam Perjanjian Lama [mulai dari kisah penciptaan Adam dan Hawa (bab 1, hal 8), tugas-tugas yang diberikan kepada Adam dan Hawa (bab 2, hal 27-46), Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa (bab 3, hal 47-72), kisah Nuh (bab 4, hal 73-93), kisah Abraham (bab 5, hal 95-117), Kisah Musa dan Yosua (bab 6, hal 119-139), Kisah Daud (bab 7, hal 141-159)] untuk menjelaskan segala hal yang berhubungan dengan manusia, mulai dari asal-usulnya, tujuan penciptaannya, kejatuhannya ke dalam dosa, usaha Allah untuk memulihkan manusia kembali menjadi gambar dan rupa Allah sesuai kehendak-Nya.
Kisah-kisah dalam Perjanjian Lama ini juga yang dipakai Dr. Richard untuk menunjukkan bahwa puncak pemulihan manusia sebagai gambar dan rupa Allah hanya bisa terjadi melalui kehadiran Kristus (bab 9, hal 183-207), bahwa segala berkat Allah yang telah ditunjukkan dalam dan melalui kisah Perjanjian Lama tidak cukup dan justru malah membuat manusia menyadari keperluan-nya akan Kristus (bab 8, hal 161-181).
Penulis juga menyampaikan penjelasan-nya perihal manusia ini dengan menarik, sederhana dan jelas dengan menyertakan gambar-gambar yang merangkum penjelasan bab di setiap bab buku-nya tersebut misalnya bab 1 (hal 9), bab 2 (hal 32), bab 3 (hal 70), bab 4 (hal 91), bab 5(hal 96), bab 6 (hal 123), bab 7 (hal 144), bab 8 (hal 166), bab 9 (hal 184), bab 10 (hal 210). Penulis juga memberikan kesimpulan, pertanyaan dan latihan di setiap akhir bab-nya yang membantu pembaca untuk memahami lebih dalam dan lebih pribadi tentang topik yang dibahas di masing-masing bab.
Hal yang menarik dan memudahkan pembaca dalam memahami buku ini juga adanya contoh-contoh dan kisah-kisah pengantar yang dipakai penulis dalam setiap awal bab dan dalam bab-bab misalnya : artikel surat kabar “Ironisnya menjadi manusia” yang meng-awali bab 1 (hal 1), memakai ilustrasi foto-foto lama penulis untuk menggambarkan perubahan dirinya sebagai manusia (bab 1, hal 22), kisah pembicaraan penulis dengan seseorang di pesawat tentang pekerjaan-nya yang meng-awali bab 2 (hal 27), kisah tentang patung yang menggambarkan penguasa yang berkuasa (bab 2, hal 30-31), kisah tentang foto-foto rumah yang akan dibeli penulis yang akan menunjukkan banyak tentang rumah yang akan dibeli-nya, yang meng-awali bab 3 (hal 47) dan demikian seterusnya dalam setiap awal bab buku ini.
Evaluator secara keseluruhan setuju dan menilai positif setiap pemikiran dan penjelasan yang disampaikan oleh penulis dalam buku-nya. Hal ini disebabkan penulis memaparkan ide atau gagasan-nya berdasar pada Alkitab khususnya Alkitab Perjanjian Lama yang memang menjadi bidang ilmu yang ditekuni penulis. Misalnya ketika penulis membahas tentang asal mula manusia, penulis menjelaskan pemikiran-nya berdasar Kejadian 1:26 (hal 8), ketika penulis menjelaskan tentang tugas dan tanggung jawab dasar manusia, penulis menjelaskan pemikiran-nya berdasar Kejadian 1:28 (hal 33 dan 40). Ketika penulis menjelaskan tentang kerusakan dan kejatuhan manusia ke dalam dosa, penulis menjelaskan pemikiran-nya berdasar pada Kejadian 3 (hal 48, 52, 56, 57, 60, 63, 64). Demikian juga dengan penjelasan-penjelasan lain di bab yang lain, penulis mendasarkan pembahasan-nya pada Alkitab. Selain mendasarkan pada Alkitab, penjelasan-penjelasan yang disertai contoh, seperti yang telah diungkapkan evaluator di atas membuat buku ini menjadi mudah dipahami.
Buku ini dengan demikian sangat baik dibaca oleh orang umum sekalipun, yang tidak belajar Teologi, untuk lebih bisa lebih memahami dan mengenal diri-nya sebagai manusia, dan tujuan hidup-nya di dunia ini.