IBADAH YANG SEUTUHNYA

BACAAN ALKITAB : Yeremia 7:1-15
PERENUNGANKU
Harus kita akui bahwa kerajinan beribadah para pemeluk agama di negara kita masih kurang berdampak dalam kehidupan sehari-hari, mengingat masih cukup tingginya kasus kasus ketidakadilan sosial lainnya. Nilai-nilai hidup umat beragama saat berada di luar rumah berbeda dengan nilai-nilai yang mereka pelajari dan amini saat beada di dalam rumah ibadah.

Kondisi yang sama terjadi dalam kehidupan bangsa Yehuda yaitu Kerajaan Israel Selatan di zaman nabi Yeremia. Sebagai bangsa pilihan Allah, ritual keagamaan menjadi pemandangan rutin sehari-hari. Akan tetapi, dalam kehidupan sehari-hari, baik para pemipin maupun rakyat terhadap Tuhan (7:5-11), sehingga Allah mengutus nabi Yeremia ke bait suci untuk menegur kemunafikan ibadah mereka (7:1-3).

Bagaimana Tuhan menegur mereka? Yakni dengan mengingatkan mereka akan peristiwa dalam sejarah bangsa mereka, yakni hancurnya Kota Silo dan Kemah Suci yang terdapat di kota itu (7:12-15). Kota yang dulunya merupakan pusat peribadatan bangsa Israel itu sudah menjadi puing-puing. Bangsa Yehuda diingatkan bahwa sejarah kelam itu bisa terulang, bisa dialami oleh Kota Yerusalem dan bait Allah yang mereka banggakan saat itu, karen Allah akan menghukum bangsa yang beribadah secara munafik.

Kita harus mengevaluasi diri: Apakah nilai-nilai yang kita pegang saat berada di dalam  dan di luar gereja sama? Perhatikanlah bahsa kita beribadah setiap minggu, hari kebangkitan Yesus Kristus, sekaligus hari pertama setelah Sabat Yahudi. Bapa-bapa gereja menghayati hari Minggu sebagai hari saat kita merayakan Yesus Kristus yang telah memperbarui seluruh ciptaan, sekaligus hari saat kita diutus kembali untuk membawa kuasa kebangkitan Kristus dengan menghadirkan pembaruan dan perubahan di sepanjang pekan.

Menjelang hari Reformasi ini, doakanlah gereja Anda agar ibadahnya tidak munafik, melainkan merupakan ibadah yang utuh, yakni ibadah yang setia mengajarkan nilai-nilai Kerajaan Allah, yakni kasih, kebaikan, dan keadilan Allah. Nilai-nilai itu telah diajarkan dan dipraktikan oleh Yesus Kristus, dan kemudian Dia mengutus jemaat untuk mempraktikannya, agar ibadah umat Kristiani yang merupakan minoritas busa berdampak membawa perubahan dalam khidupan bangsa kita. [ICW]




Renungan Seorang Murid GKY Sunter / 2020