BERSYUKURLAH KARENA TUHAN

BACAAN ALKITAB : Mazmur 33
PERENUNGANKU
Setiap orang pasti pernah merasa bersukacita. Ada berbagai macam sebab yang membuat seseorang bersukacita, misalnya karena merasa disayangi, diperhatikan, diberi sesuatu, harapan terpenuhi, mendapat promosi, dan sebagainya. Ungkapan rasa sukacita bisa bermacam-macam: Ada yang melompat kegirangan, ada yang men-sharing-kan kepada orang lain, ada yang menggelar pesta syukur, dan sebagainya. Dalam Mazmur 33, jelas bahwa hati pemazmur bersukacita. Ia mengajak pembacanya—orang-orang yang sudah mengenal Tuhan— untuk bersorak-sorai, memuji-muji, bersyukur bersama kepada Tuhan. Ia mengajak mereka mengekspresi-kan sukacita mereka dengan bernyanyi dan bermazmur bagi Tuhan dengan kecapi (33:1-3). Kapan terakhir kali Anda mengekspresikan sukacita kepada Tuhan? Selain bersaksi tentang kebaikan/berkat Tuhan kepada orang lain, jangan lupa mengekspresikan secara langsung kepada Tuhan. Tuhan akan mengangkat jiwa kita seiring dengan pujian yang kita naikkan kepada-Nya.

Berbeda dengan banyak orang yang bersukacita karena mendapat sesuatu, barang atau uang, pemazmur bersukacita karena Tuhan. Mulai ayat 4 yang ditandai dengan kata ‘sebab’, pemazmur menguraikan alasan mengapa ia begitu bersukacita karena Tuhan, yaitu karena Tuhan menciptakan bumi yang ia tinggali dengan kuasa dan kasih yang hangat. Dengan firman-Nya, Tuhan membuat bumi menjadi tempat yang dapat ditinggali manusia, maka patutlah kita takut—kagum, hormat, dan mengasihi–Tuhan (33:4-9). Kita mungkin tidak menyadari bahwa lingkungan tempat tinggal kita adalah karya Tuhan melalui tangan manusia. Selain itu, dalam hubungan dengan rencana-Nya terhadap umat manusia, Tuhan berdaulat penuh. Manusia mungkin saja mengatakan bahwa ia punya sumber daya yang cukup untuk memastikan rencananya berjalan (33:16-17) meskipun hal itu melawan dan menentang Tuhan. Akan tetapi, Tuhan memastikan bahwa rencana- Nya-lah yang akan terlaksana (33:10-11). Ingatlah kisah Yusuf! Saudara- saudaranya merancangkan hal jahat kepadanya, tetapi pada akhirnya Yusuf menyimpulkan bahwa Tuhan berdaulat mendatangkan kebaikan melalui rancangan jahat tersebut (Kejadian 50:20). Ingatlah bahwa rencana Tuhan itu selalu baik dan tidak pernah gagal (Roma 8:28). Bersyukurlah dan pujilah nama-Nya karena Tuhan itu baik! [MN]






Renungan Seorang Murid GKY Sunter / 2020