06 Nov MERESPONS KEKUDUSAN ALLAH
BACAAN ALKITAB : Yesaya 6
PERENUNGANKU
Pelayanan bukanlah pekerjaan untuk mencari nafkah, melainkan tugas atau kewajiban. Pelayanan yang dipandang sebagai pekerjaan akan berorientasi pada upah: Bila ada upah yang memadai, barulah pelayanan dilakukan. Bila pelayanan berorientasi pada upah, pelayanan yang tidak menguntungkan tidak akan dikerjakan. Sebaliknya, pelayanan yang dipandang sebagai tugas atau kewajiban berorientasi pada keinginan si pemberi tugas. Yesaya melayani bukan karena mengharapkan upah atau keuntungan. Dia melayani karena dia merespons panggilan Allah untuk menjadi utusan-Nya (6:8).
Yesaya bersedia merespons panggilan Allah untuk melaksanakan tugas kenabian karena dia telah lebih dahulu mengalami perjumpaan pribadi dengan Allah yang menampakkan keagungan dan kekudusan-Nya. Perhatikan bahwa kekudusan Allah (6:3) berarti bahwa Allah itu, terpisah, khusus, tidak sama dengan apa pun di dunia ini. Perjumpaan dengan Allah yang kudus dan mulia membuat Yesaya menyadari keberdosaan dan ketidaklayakan dirinya di hadapan Allah, dan anugerah Allah berupa pengampunan dosa yang ia terima membuat dia berani merespons panggilan Allah terhadap dirinya.
Pengenalan akan kekudusan Allah selalu menimbulkan kesadaran akan keberdosaan diri. Ada dua macam respons yang umum diberikan terhadap pengenalan tersebut, yaitu menjauh dari Allah karena ingin terus menikmati dosa atau mendekat kepada Allah untuk mencari anugerah pengampunan. Nabi Yesaya dan Rasul Paulus adalah dua contoh dari orang-orang yang mendekat kepada Allah untuk menerima pengampunan dosa. Orang-orang seperti merekalah yang dipakai Allah untuk melaksanakan misi Allah bagi dunia ini. Kesadaran akan anugerah Allah membuat mereka melayani tanpa perhitungan untung-rugi. Mereka berani rugi—bahkan rela menyerahkan nyawanya—asal kehendak Allah terlaksana. Sebaliknya, celakalah orang yang melayani tanpa landasan pengenalan akan kekudusan Allah dan kesadaran akan anugerah Allah karena orang seperti itu hanya melayani untuk mencari upah atau keuntungan. Bagaimana dengan Anda: Apakah Anda mengenal kekudusan Allah dan menyadari keberdosaan diri Anda? Bila Anda belum melayani dengan tulus, hal itu merupakan tanda bahwa Anda belum mengenal kekudusan Allah! [P]
Renungan Seorang Murid GKY Sunter / 2020