Resolusi Tahun Baru: Keep Your Dream

By. Vonny Thay

Beberapa tahun lalu saya sering bergurau dengan teman,
“ Apa resolusi tahun barumu?”
‘Sama persis dengan tahun lalu, dua tahun yang lalu, tiga tahun yang lalu, dan seterusnya”

Lalu bagaimana dengan kamu? Apakah itu juga terjadi dengan kamu?

Banyak orang yang terus mengulang resolusi tahun baru setiap tahunnya, karena hampir tidak ada progress. Setiap tahun bikin resolusi mau datang ke kantor on time, berolah raga, teratur saat teduh, tetapi ketika akhir tahun menjelang, rasanya kok ga ada perubahan ya? Yang jomblo masih jomblo, yang pengen buka usaha, ya belum berani untuk mengambil langkah, yang ingin diet ga kurus-kurus juga karena dietnya diet mayo, alias mayoritas gagal. Akhirnya resolusi tahun baru hanya tinggal sebuah catatan di akhir tahun tetapi tidak memiliki dampak apapun.

Lalu, apakah artinya kita tidak perlu membuat resolusi tahun baru? Well, engga juga. Minimal dengan resolusi tahun baru, kita mengingatkan diri kita akan mimpi yang ingin kita capai.

Dulu, bertahun-tahun saya memiliki mimpi untuk dapat menulis dan menerbitkan buku. Bertahun-tahun itu menjadi sebuah resolusi yang tidak tahu kapan akan terealisasi. Tetapi ada masanya ketika mimpi itu menjadi nyata. Tahun 2017 akhirnya saya menerbitkan buku saya yang pertama, “Wonderful Single Life” dan tahun 2018 buku saya yang kedua, “Realationship from Cyberspace” dan bonus tambahan dari Tuhan saya akhirnya tidak single lagi di pertengahan tahun 2018. Pada akhirnya ada perubahan dalam resolusi tahun baru saya di tahun ini. Hehhehe.. Inilah yang ingin saya bagikan.

1. Tentukan langkah kecil yang dapat kamu lakukan saat ini.

Memiliki impian itu seperti sedang memulai perjalanan jauh ke luar kota dengan mobil untuk pertama kalinya. Kita tahu dengan jelas, kota mana yang hendak kita tuju, tetapi terkadang kita tidak tahu persis jalan yang harus kita tempuh. Bagaimanapun juga, kita tidak akan sampai ke tujuan jika tidak mengambil langkah pertama untuk berjalan. Ribuan kilometer akan dapat ditempuh jika kita dengan konsisten berjalan menelusuri rute yang telah ditetapkan.

Ketika saya memiliki impian untuk menerbitkan buku, maka saya memulai langkah yaitu memulai menulis. Sekalipun hal ini saya lakukan dalam bayang-bayang, tetapi saya mengambil tindakan nyata. Sekalipun saya harus bergulat untuk dapat membagi waktu dengan baik di tengah semua kesibukan saya, tetapi itu harus saya lakukan. Ketika saya memiliki impian dapat memiliki pasangan hidup, saya mempersiapkan diri dengan mendalami tentang bagaimana berkomunikasi yang baik dengan lawan jenis, keluar dari trauma, saya juga mau tak mau belajar mengurus rumah karena sudah tidak memiliki mama, saya menata ulang tentang apa yang penting apa yang tidak dalam memilih pasangan hidup, dan saya membuka diri dalam pergaulan dengan banyak orang baru. Itu adalah langkah-langkah kecil yang saya lakukan dalam mengejar mimpi saya.

Pada saat ini, apa yang menjadi impianmu? Sekalipun itu terlihat besar, jangan berkecil hati. Suatu saat, itu akan dapat terwujud jika dari sekarang kita mengambil langkah-langkah kecil untuk mewujudkannya.

Ambillah contoh, jika kita punya impian untuk membuka restaurant, maka yang harus kita lakukan adalah mempelajari adalah management restaurant, atau jenis makanan apakah yang dimintai orang dan memiliki peluang besar, belajar masakan baru, belajar dari pemilik restaurant yang kita kenal, mencari supplier bahan baku, dan sebagainya. Kita harus membuat pijakan-pijakan kecil agar kita dapat melangkah maju makin mendekati impian kita.

2. Sediakan waktu untuk membina relasi dan membantu orang lain.

Kita bukan superman yang dapat mengerjakan semua hal. Kita butuh orang lain. Banyak hal yang dapat kita pelajari dari orang lain. Milikilah hati yang humble sehingga wawasan dan peluang kita dapat terbuka karena orang lain. Relasi adalah sesuatu yang sangat berharga jika engkau menyadarinya.

Efesus 4:2
Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu.

Saya dapat menerbitkan buku yang pertama, Wonderful Single Life, itu berkat bantuan banyak orang. Ada Mas Mara Prihanto yang menyemangati saya untuk berani melangkah dan memberi arahan tentang dunia marketing buku, Olivia Elena yang menjadi editor, Maria Oendari juga membantu mengedit kata-kata dalam cover buku, Agnes Koresy yang mendesign Quotes, Cicilia dan Vely yang memberikan masukan dalam design cover, Pak Wahyu Pramudya dan Ci Heren Tjung yang mau memberikan endorsement, Pak Emanuel Cahyanto yang mau ikut menulis dan mereview di bab tentang pernikahan, Ibu Yenny Indra yang mengajari saya bagaimana mempromosikan buku, Ang Tek Khun yang menjelaskan kepada saya tentang dunia penerbitan buku, teman-teman kelompok kecil tang mensupport, dan masih banyak lagi. Bahkan ketika saya mendapatkan kekasih, itupun bukan karena saya semata. Ada hamba Tuhan yang mempertemukan kami.

Lihat, impian yang saya raih tidak semata-mata karya saya. Ada banyak orang yang telah membantu saya untuk mewujudkannya.

Teman adalah anugerah dari Tuhan.

Kesuksesan bukanlah milik kita semata, tetapi milik rekan-rekan yang menopang kita.

Sesungguhnya tidak ada kesuksesan yang menjadi milik diri kita sendiri.

Jadi, tidak mengapa ketika resolusi kita tahun ini masih sama seperti tahun lalu, tetapi setidaknya kita telah melakukan langkah-langkah kecil yang akan membawa kita semakin dekat dengan impian kita. Berbagilah hidup dengan orang lain, hargailah setiap teman yang kita miliki, bantulah teman kita mewujudkan impiannya. Karena hidup bukanlah milik kita semata. Hidup akan menjadi lebih indah ketika kita menjalaninya bersama dengan orang lain.

Selamat Tahun Baru 2019
Selamat Meraih Mimpi di tahun yang baru ini.