MENGHITUNG BERKAT

BACAAN ALKITAB : Mazmur 18
PERENUNGANKU
Saat itu, saya baru selesai makan pagi, dan mendadak tersentak oleh lamunan saya sendiri. Seolah-olah ada suara yang berkata, “Kamu bersyukur untuk makan pagimu yang lezat. Apakah kamu tidak bersyukur karena kamu dapat menikmatinya … dengan lancar!” Saya ingat bahwa sehari sebelumnya, saya membaca sekilas sebuah artikel berjudul “Mati Karena Tersedak”. Saya lalu bersyukur karena Tuhan menjaga saya sehingga tidak tersedak. Saya bersyukur memiliki istri yang cakap mengolah dan menghidangkan makanan lezat yang baru saya santap. Saat merenungkan tentang makanan, saya mengingat mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam sewaktu di SMP. Saya sadar bahwa ada rang- kaian proses panjang yang harus dilalui sebelum saya dapat menikmati makanan yang tersedia di meja makan saya. Saya bersyukur bukan hanya atas makanan yang bisa saya nikmati, tetapi juga atas pemeliharaan Tuhan melalui sinar matahari, pengendalian bencana alam, kelancaran jalur distribusi, dan sebagainya. Pagi itu, hati saya melimpah dengan ucapan syukur atas pekerjaan tangan Tuhan yang luar biasa yang memungkinkan saya menikmati sarapan pagi.

Roh Tuhan berbicara dalam hati Daud, sehingga Daud bukan hanya meminta pertolongan dan pemeliharaan Tuhan saat menghadapi situasi sulit (18:5-7), tetapi juga bersyukur atas pertolongan Tuhan (18:21- 51). Tidaklah mudah bagi Daud menghadapi banyak musuh dalam keadaan tidak berdaya. Akan tetapi, Tuhan yang telah mengurapinya adalah Tuhan yang sama yang membuatnya berhasil mengatasi musuh- musuhnya. Daud bukan hanya sekadar bersyukur, tetapi ia juga merenungkan bagaimana Tuhan telah menolongnya. Perhatikan kemegahan lukisan Daud tentang bagaimana Tuhan membela dirinya dalam ayat 7-20.

Reffrain lagu Hitung Berkatmu dalam KPPK 50 berbunyi, “Hitung berkat satu per satu, dan lihatlah karya Tuhan-Mu. Hitung berkat. Satu per satu. Hitung berkat yang melimpah padamu” menolong kita untuk selalu mengingat melimpahnya berkat Tuhan dalam hidup kita. Renungkan dan hitunglah kebaikan Tuhan dengan tidak terburu-buru! Disiplin ini akan membuat jiwa kita terangkat: meninggikan Tuhan, membuat kita rendah hati, serta menjaga kita untuk semakin mengenal diri dengan benar di hadapan Tuhan dan sesama. [MN]




Renungan Seorang Murid GKY Sunter / 2020