MENGHADAPI PENGHAKIMAN ALLAH!

BACAAN ALKITAB : Yesaya 22
PERENUNGANKU
Pasal ini menubuatkan penghukuman terhadap bangsa Yehuda, dan secara khusus ditujukan kepada kota Yerusalem (22:10,21). Kota Yerusalem dikelilingi gunung-gunung (Mazmur 125:2). Di sebelah Timur Yerusalem terdapat Lembah Kidron, sedangkan di sebelah Barat dan Selatan terdapat Lembah Hinom. Mungkin, kondisi tersebut membuat Yerusalem disebut sebagai Lembah Penglihatan (Yesaya 22:1,5). Nubuat penghukuman ini tidak terwujud sekaligus, tetapi secara bertahap. Pada zaman Raja Ahas, Kerajaan Yehuda dimusuhi oleh Kerajaan Israel Utara dan Kerajaan Aram karena mereka menolak tawaran untuk berkoalisi melawan tentara Asyur. Raja Ahas tunduk dan membayar upeti kepada Raja Asyur, sehingga Kerajaan Yehuda tidak diserang, bahkan tentara Asyur menghancurkan Kerajaan Israel Utara dan Kerajaan Aram. Raja Hizkia, yang menganggap tuntutan Raja Asyur keterlaluan, akhirnya melawan. Akibatnya, Kerajaan Yehuda diserbu tentara Asyur. Penduduk dan para pemimpin lari dan bertahan di Yerusalem. Setelah Kerajaan Yehuda di bawah kepemimpinan Raja Hizkia benar–benar bergantung kepada Tuhan, Tuhan menolong dan tentara Asyur mundur. Penyerbuan Asyur membuat Kerajaan Yehuda porak-poranda, tetapi tidak sampai runtuh. Elam dan Kir (22:6) menunjuk kepada tentara yang datang dari tempat yang jauh. Kemungkinan mereka adalah tentara bayaran yang membantu tentara Babel. Sebutan “Aram” (22:6) tidak ada dalam sebagian besar terjemahan Alkitab bahasa Inggris sehingga “pasukan berkereta dan berkuda” tampaknya menunjuk kepada tentara Elam. Tentara Babel-lah yang akhirnya meruntuhkan Kerajaan Yehuda.

Sikap sebagian orang Yehuda terhadap peringatan Allah patut disesalkan. Walaupun hukuman Allah sudah pasti akan datang dan mereka tidak berdaya, ternyata mereka tidak mau bertobat. Mereka justru berkata, “Marilah kita makan dan minum, sebab besok kita akan mati”.(22:13; bandingkan dengan 22:2). Mereka tidak sadar bahwa mati tidak berarti masalah selesai karena sesudah kematian masih akan ada penghakiman Allah (Ibrani 9:27). Sesudah mati, setiap orang harus mempertanggungjawabkan sikap dan perbuatannya di hadapan Allah. Akan tetapi, kita tidak perlu kuatir karena tidak ada lagi penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus (Roma 8:1). Apakah Anda sudah berada di dalam Kristus? [P]




Renungan Seorang Murid GKY Sunter / 2020