TUJUAN HUKUM | 律法的目的





BACAAN ALKITAB : Lukas 6:1-19
Pernahkah Anda mendengar orang berkata bahwa menjadi orang Kristen itu sulit karena banyak aturannya: Tidak boleh ini, tidak boleh itu, harus begini, harus begitu? Sekilas, pandangan tersebut tampaknya benar. Akan tetapi, sebenarnya orang-orang yang berpendapat seperti itu mungkin telah salah memahami tujuan hukum dan aturan dalam firman Tuhan. Sejak semula, Allah tidak memberi hukum dengan maksud untuk mengekang umat-Nya. Sepuluh Hukum Allah serta berbagai peraturan keagamaan dan sosial dalam kehidupan umat Israel bertujuan agar mereka hidup kudus, baik, dan mengalami damai sejahtera. Hukum tidak diberikan dengan tujuan untuk membebani atau memperbudak umat. Hukum diberikan untuk membantu umat Allah agar hidup dalam damai sejahtera.

Orang Farisi melihat bahwa murid-murid Tuhan Yesus memetik bulir gandum, memakan, dan menggisar—atau memutar—bulir gandum pada hari Sabat. Mereka mengkritik karena perbuatan para murid itu tergolong sebagai pekerjaan menyiapkan makanan yang merupakan pelanggaran terhadap aturan Sabat. Terhadap kritik tersebut, Tuhan Yesus menjawab dengan mengangkat kisah Daud dan orang-orangnya yang kelaparan saat melarikan diri dari kejaran Raja Saul (1 Samuel 21:1- 6). Saat itu, Ahimelekh—imam di Nob—memberikan roti kudus kepada Daud dan orang-orangnya. Dalam situasi normal, roti kudus itu hanya boleh dikonsumsi oleh para imam (Imamat 24:5-9). Namun, Ahimelekh memberikan roti itu kepada Daud dan para pengikutnya setelah tahu bahwa mereka itu tahir. Roti kudus memang hanya boleh dimakan oleh para imam yang telah menguduskan diri (Bilangan 18:11-13). Imam di Nob, Daud, dan Tuhan Yesus mengetahui hukum dan aturan, namun mereka juga tahu bahwa hukum dan aturan tersebut adalah untuk kebaikan umat, bukan untuk mencelakai umat. Saat nyawa terancam karena lapar, maka imam, Daud, dan Yesus Kristus tahu bahwa nyawa harus lebih diutamakan daripada aturan.

Rincian aturan hari Sabat yang dibuat oleh para ulama Yahudi dipandang bersifat mengikat dan harus dilakukan. Akan tetapi, Tuhan Yesus tahu bahwa aturan berhenti bekerja pada hari Sabat itu dimaksudkan agar umat Allah dapat menikmati istirahat dan menikmati Allah melalui ibadah. Apakah ibadah telah menjadi prioritas Anda? [WY]




Renungan Seorang Murid GKY Sunter / 2021

圣经阅读:路加福音 6:1-19

您是否听过有人说做基督徒难,因为有很多规矩:不可做这、 不可做那、必须这样、必须那样?乍看之下,这观点看起来 对。然而,实际上持这种观点的人,也许已误解了主话语里的律法 与规定的目的。从开始,上帝赐下律法的目的不是为了约束祂的子 民。上帝的十条诫命以及以色列民生活中的宗教与社交规则,其目 的是要使他们过圣洁良好的生活并得着平安。律法赐下的目的不是 使祂的子民有负担或奴役祂的子民。律法赐下是为了帮助上帝的子 民生活有平安。

法利赛人看到主耶稣的门徒在安息日掐麦穗,用手搓着吃。 他们批评门徒们所做的是预备食物,因此触犯了安息日的规定。对 于他们的批评,主耶稣以大卫逃避扫罗王的追杀时,和跟从他的人 在饥饿之时所做的事(《撒母耳记上》21:1-6)来回答。当时亚希 米勒——挪伯的祭司——将圣饼给大卫和跟从他的人吃,在正常的 情况下,圣饼只有祭司可以吃(《利未记》24:5-9)。然而,亚希 米勒知道大卫和跟从他的人洁净之后将饼给他们吃。圣饼的确只可 以给已经洁净过的祭司吃(《民数记》18:11-13)。挪伯的祭司、 大卫、以及主耶稣知道律法与规定,然而他们也知道律法与规定是 为百姓的好处,不是为了祸害百姓。当性命因为饥饿而受威胁时, 祭司、大卫以及耶稣基督知道性命必须比规定更优先。

犹太教学者所制定有关安息日的详细规定,被视为有约束性 必须遵行。然而主耶稣知道在安息日停止工作的规定,其目的是使 上帝的子民能享受休息并透过敬拜享受上帝。敬拜是否已成为您的 优先?[叶素心传道/姚玲玲]




读 经 运 动 GKY/ 2021