MEMILIKI KEMURAHAN | 有慈悲





BACAAN ALKITAB : Lukas 6:20-49
Apakah maksud Tuhan Yesus saat Ia memerintahkan agar kita tidak menghakimi (6:37)? Apakah perintah itu berarti bahwa kita sama sekali tidak boleh menilai kesalahan, tidak boleh mengadili, dan tidak boleh menghukum suatu kesalahan? Tentu tidak! Dalam Alkitab, jelas sekali bahwa Tuhan Yesus tidak menoleransi kemunafikan, kebohongan, dan kesesatan. Tuhan Yesus mengecam orang-orang Farisi dan para ahli Taurat yang berlaku munafik. Rasul Paulus menegur keras anggota jemaat yang berkompromi dengan melakukan dosa. Orang percaya tidak boleh menutup mata terhadap realitas dosa. Akan tetapi, ada hal- hal yang harus diperhatikan saat kita berhadapan dengan dosa dan kelemahan orang lain.

Pertama, sebelum menghakimi orang lain, kita harus menyadari bahwa kita juga dapat melakukan pelanggaran yang sama, bahkan pelanggaran yang lebih berat. Kita pun juga akan menghadapi penghakiman atas dosa dan kelemahan kita (6:37). Kedua, bila kita harus menghakimi orang lain, kita harus melakukannya dengan motivasi kasih dan dengan kemurahan hati. Kita telah menerima kemurahan Allah. Oleh karena itu, kita harus bermurah hati kepada orang lain yang melakukan dosa atau kelemahan. Prinsip memberi ini akan lebih mudah kita pahami dengan memperhatikan prinsip memberi di zaman Perjanjian Lama. Allah memerintahkan umat-Nya yang telah beroleh kemurahan dan hidup berkelimpahan agar tidak bersikap pelit atau perhitungan terhadap orang-orang miskin. Saat memanen gandum atau anggur atau hasil ladang lainnya, orang Israel tidak boleh memanen sampai habis sama sekali, melainkan harus menyisakan sebagian—baik dari hasil panen yang terjatuh maupun yang tertinggal—untuk orang-orang miskin.

Memberi harus dilakukan dengan gelas takar yang dipadatkan, kemudian dilebihkan agar tumpah keluar ke ribaan orang miskin yang meminta belas kasihan (6:38). Demikian pula dengan menghakimi. Menghakimi harus dilakukan dengan murah hati—misalnya dengan memberi kesempatan kedua—dan tanpa motivasi untuk menghancurkan orang lain atau untuk menyombongkan diri. Tuhan Yesus memberi teladan yang indah saat Ia berdoa di kayu salib agar Allah Bapa mengampuni orang-orang yang menyalibkan Dia (Lukas 23:34). Apakah Anda telah meneladani kemurahan hati Tuhan Yesus? [WY]




Renungan Seorang Murid GKY Sunter / 2021

圣经阅读:路加福音 6:20-49

当主耶稣吩咐我们不要论断人时(6:37),祂的用意是什么? 这命令是否意味着我们完全不可评定错误,不可审判且不可 惩罚一项错误?当然不是!圣经清楚的记载主耶稣不宽容伪善、撒 谎以及异端。主耶稣指责假冒伪善的法利赛人与律法师。使徒保罗 严厉的责备与犯罪妥协的信徒。信徒对罪的事实不可视而不见。然 而,当我们面对他人的罪与软弱时,有几点必须注意。

第一,在论断别人之前,我们必须领悟到我们也会有相同的 过犯,甚至更严重的过犯。我们也会面对他人论断我们的罪与软弱 (6:37)。第二,如果我们必须评断他人时,我们必须以爱心为动 机,有慈悲的心。我们已经领受上帝的慈悲,因此我们对犯罪软弱 的人必须要有慈悲的心。有关给予别人的原则,我们如果注意旧约 里给予别人的原则,就会更容易明白。上帝命令已领受上帝的慈悲 以及生活丰足的上帝子民,不要对穷人持吝啬或斤斤计较的态度。 当收割麦子或收成葡萄或其它田地里的出产时,以色列人不可收割 净尽,而是必须留下一部分——无论是掉在地上或落下的——给穷 人。给人必须用十足的升斗,多量给人倒在求怜悯的穷人怀里 (6:38)。评断人也是如此。评断人必须以慈悲的心——例如给予 第二个机会——不含有毁掉别人或夸耀自己的动机。主耶稣在十字 架上向父上帝祷告,求父上帝赦免将祂钉十字架的人时(《路加福 音》23:34),给我们美好的榜样。您是否已效法主耶稣的慈悲? [叶素心传道/姚玲玲]




读 经 运 动 GKY/ 2021