JANGAN MENGHASUT ORANG LAIN

BACAAN ALKITAB : 2 Samuel 15
PERENUNGANKU
Saat mengalami ketidakadilan, banyak orang melampiaskan kekesalan atau kekecewaan hatinya dengan cara yang salah, misalnya dengan mengunggah kekesalan dan mencaci maki di media sosial. Caci maki sering disertai tindakan penghasutan, yaitu penggiringan opini publik agar memercayai opini menyesatkan yang disampaikan seseorang. Meskipun sebagian dari opini itu ada yang benar, penghasutan tak bisa dibenarkan karena hasutan didasarkan pada pemikiran subjektif yang mengabaikan fakta yang bertentangan dengan opini itu. Tindakan penghasutan inilah yang dilakukan Absalom setelah dia kembali.

Setelah Absalom diizinkan untuk kembali, Raja Daud memerintahkan agar ia kembali ke rumahnya, dan tidak diizinkan menginjakkan kaki di istana raja. Hal ini mengesalkan hati Absalom, sehingga muncul niat jahatnya. Setelah diizinkan untuk pergi ke istana, setiap pagi, Absalom menghadang rakyat yang hendak mengadukan perkara kepada raja di pintu gerbang istana. Ia bertindak sebagai wakil raja yang mengadili mereka untuk merebut simpati rakyat Israel, sekaligus menghasut mereka agar membenci kepemimpinan Raja Daud. Rupanya, apa yang dilakukannya berbuah. Sebagian pemuka Israel yang sudah terhasut dan kelompok anti-Raja Daud bersepakat untuk mendukung Absalom menjadi Raja Israel dengan mengudeta Raja Daud yang mereka anggap tidak tahu diri karena dia tidak mau turun dari takhta-Nya, padahal ia sudah tua.

Tragedi keluarga Daud yang tragis itu terus berlanjut semenjak Daud membunuh Uria. Tragedi itu ironis karena tindak kejahatan yang terjadi secara beruntun itu dilakukan terhadap sesama anggota keluarga: Amnon memperkosa Tamar, lalu Absalom membunuh Amnon, dan sekarang Absalom mengadakan persepakatan gelap untuk menurunkan Raja Daud dari takhtanya. Meskipun tindakan Absalom seolah-olah sudah pasti menuai keberhasilan, apa yang dilakukannya dipandang jahat oleh Allah. Tidak seharusnya Absalom menjadikan “hukuman” yang diterimanya sebagai alasan untuk membalas dengan menghasut dan berbuat jahat. Kita pun sebagai anak-anak Allah harus berhati-hati dalam merespons perlakuan buruk yang kita terima. Jangan melampiaskan kekesalan dengan menghasut orang lain. Menghasut orang lain bisa berbalik mencelakakan diri Anda sendri! [FI]




Renungan Seorang Murid GKY Sunter / 2020