TEMPAT PERTEDUHAN TERAKHIR

BACAAN ALKITAB : Mazmur 90

PERENUNGANKU
Seorang penulis yang bernama Harold J. Sala pernah mengatakan bahwa tahun yang akan datang dapat dilihat sebagai kelanjutan dari tahun yang segera berlalu. Namun, di penghujung tahun 2020 ini, saya meyakini bahwa banyak orang yang berharap bahwa situasi pandemi Covid-19—yang telah mengguncang kestabilan hidup—tidak berlanjut di tahun 2021. Akan tetapi, di tahun 2021, tampaknya para pelajar dan mahasiswa belum bisa seluruhnya menjalani studi tatap muka, ekonomi masih akan berputar lebih lambat, dan virus Covid-19 masih akan tetap mengancam kesehatan masyarakat.

Mazmur 90 ditulis oleh Musa saat ia memimpin bangsa Israel menuju ke Tanah Perjanjian. Perjalanan itu penuh dengan berbagai kesulitan. Pergumulan dan penderitaan Musa itu tersirat melalui tema ratapan seperti di ayat sepuluh yang menjadi pokok pikiran utama berdasarkan struktur mazmur ini. Musa berkata, “Kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan” (90:10). Musa menyadari bahwa hidup manusia itu fana (90:5,6). Musa menyadari bahwa Allah murka kepada Israel yang berdosa (90:7,8,11), sebab bangsa itu dikenal sebagai kaum yang tegar tengkuk (Keluaran 32:9). Oleh karena dosanya, maka keturunan Abraham, Ishak, dan Yakub harus mengembara di padang gurun selama 40 tahun (Bilangan 32:13).

Alkitab mengungkapkan kepada kita yang hidup di zaman ini bahwa semua manusia berdosa (Roma 3:23) dan Allah murka atas dosa manusia (Roma 1:18). Dosa menyebabkan manusia mengalami kematian (Roma 5:12), bermacam-macam kesulitan (2 Timotius 3:1, Mazmur 54:5, Roma 8:19-21), bahkan murid Kristus pun tidak luput dari penderitaan (Filipi 1:29). Berdasarkan ajaran Alkitab, kita menyadari bahwa pandemi Covid-19 mengungkapkan keberadaan manusia yang berdosa dan hidup dalam kesementaraan. Dalam situasi seperti ini, kita harus tetap meyakini bahwa Allah adalah ‘tempat perteduhan’ yang sejati (90:1). Kita senantiasa mengandalkan Allah untuk memperoleh kelegaan (90:13), sukacita (90:14), dan kekuatan (90:17). Ingatlah bahwa Allah tidak merancang kejahatan (Yakobus 1:17). Dia memelihara dan memberi jalan keluar saat kita menderita (1 Korintus 10:13). Marilah kita menjaga agar kita tetap hidup dalam kekudusan, sebab tidak ada dosa yang dapat kita sembunyikan dari Allah (90:8). [ECW]




Renungan Seorang Murid GKY Sunter / 2020